English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Home » » Wong Fei Hung ( Faisal HusSein Wong ) Adalah Muslim ( Ulama )

Wong Fei Hung ( Faisal HusSein Wong ) Adalah Muslim ( Ulama )

Written By Anonymous on Saturday, May 26, 2012 | 7:27 AM



Wong Fei Hung Asli
Wong Fei Hung yang diperankan Jet Li
Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.

Sumber: kaskus.us

8 komentar:

Anonymous said...

ZHONG YUNLONG, KUNGFU MASTER DARI BUTONG

Disarikan dari tulisan Joice Tauris Santi
dan berbagai sumber

Mendengar nama Zhang Sanfeng (Hokkian : Thio Samhong) pasti para penggemar cerita kungfu ingat dengan sang legenda dunia kangouw (persilatan). Zhang Sanfeng adalah tokoh kungfu yang dilukiskan sebagai orang yang sederhana, bijak dan berilmu silat tinggi. Dari mahaguru kungfu aliran Butong ini hingga turun pada murid generasi ke-14, tersebutlah Zhong Yunlong sebagai seorang Pendeta Taois yang juga memegang jabatan tertinggi di perguruan wushu (kungfu) aliran Butong (Wudang = baca Wutang).

Zhang Sanfeng pada awalnya dipercaya sebagai murid perguruan Shaolin, tetapi kemudian mengembangkan ilmu wushu (yang disebut kungfu oleh orang Barat) beraliran Taoisme di Gunung Wudang. Aliran Wutang dikenal juga sebagai aliran Butong dalam bahasa Hokkian.

Gunung Wudang yang berada di kota Shiyan, Provinsi Hubei, China, juga dikenal sebagai tempat suci bagi pendeta Tao. UNESCO juga telah menetapkan Gunung Wudang sebagai salah satu warisan budaya dunia. Sekitar 2000 tahun lalu, filsuf besar China, Lautze (Laozi - dalam beberapa literasi Islam juga dikenal nama seorang Nabi yakni nabi Luth as, dimana hidup pada zaman yang jauh lebih lama, yakni sekitar 2100 tahun lalu), yang mempraktekkan Taoisme di gunung ini. (Ajaran Taoisme dalam literasi Islam dikenal juga sebagai ajaran Tauhid yang diajarkan oleh nabi Luth as.) Itulah yang membuat Wudang dianggap sebagai asal Taoisme China.

Seperti halnya Wong Fei Hung, tokoh pahlawan China yang di kemudian hari ternyata diketahui beragama Islam, karena ternyata memiliki nama asli Wong Faisal Husein (dalam bahasa China, nama marga diletakkan di depan nama asli, sehingga bisa dibaca sebagai Faisal Husein marga Wong). Dalam bahasa Hokkian, Faisal Husein lebih sering disebut sebagai Fei Hung.

Tidak mudah menemui Zhong Yunlong, Maklumlah, Pendeta Tao ini sudah mencapai tahap xiu lian (dalam literasi Islam disebut sholehan = shalihan). Waktunya lebih banyak dihabiskan di tempat yang jauh dari keramaian. Dia lebih banyak bermeditasi (ibadah sholat dan do'a) serta mempraktikkan kungfu (wushu) dan alkimia Tao (alkemi Tauhid) untuk memurnikan diri. Sehingga jarang sekali menerima tamu.

Wartawati Joice Tauris Santi dan fotografer Anastasia Joice diantar Wang Zhiqiang memasuki halaman kuil Yuxu Gong yang sudah berusia 600 tahun lebih. Letaknya tidak jauh dari tempat perguruan silat Yuan Xiugang. Wang Zhiqiang meminta para wartawan untuk menunggu saat ia menjemput sang Guru." Wang pun mengunci pintu gerbang kuil besar dari luar. Tampaknya dia sangat merahasiakan keberadaan gurunya. Tinggallah para wartawan di kuil tua dengan halaman luas.

Tidak lama, Wang datang bersama orang lain. Seorang pendeta Tao berusia kira-kira 40-an. Pendeta itu menggunakan jubah dan baju pendeta Taois yang berwarna biru tua. Topinya berwarna hitam berdasar bundar dengan muncung di tengahnya. Bentuk yang melambangkan filosofi Tao yin yang.

Senyum Grand Master Zhong Yunlong mengembang seraya memberikan salam pendekar kungfu, mengepalkan tangan kanan dan membungkusnya dengan telapak tangan kiri. "Selamat datang. Hari ini lumayan cerah, kemarin lebih dingin. Apakah kalian tidak kedinginan?" ujarnya penuh perhatian.

Tertarik kungfu sejak kecil
Grand Master Zhong Yunlong yang memiliki nama Taois Zhong Qingwei mulai mempelajari wushu sejak berusia 13 tahun. Dari guru pertamanya, dia mempelajari wushu aliran Yue dan yang selama enam tahun. Yue dan Yang merupakan dua jenderal terkenal pada masa Dinasti Sung.

Zhong kemudian mempelajari wushu di perguruan Shaolin di provinsi Hainan. Dia pergi ke gunung Wudang untuk mempelajari wushu aliran Butong di abwah pengawasan Master Guo Gaoyi, Zhu Chende dan Wang Kuangde. Setelah itu dia berkelanalagi 3 tahun untuk mempelajari beberapa wushu dari guru lainnya.

(bagian 1 dari 2 hal)

Anonymous said...

(Bagian 2 dari 2 hal)
Setelah tempaan bertahun-tahun, akhirnya Zhong berani tampil dalam turnamen wushu, baik nasional maupun internasional.

Menurut dia, hatinya tertambat pada wushu aliran Wudang (Butong) karena aliran ini paling cocok dengannya. "Ajaran tentang keselarasan dengan alam, meditasi bahkan baju aliran Butong sangat saya senangi," ujarnya. Berbeda dengan pesilat wushu aliran Shaolin yang tidak memelihara rambut, pesilat apada aliran Butong ini justru memanjangkan rambut mereka.

Dahulu kala, rakyat jelata memang tidak diberi kesempatan mempelajari wushu Wudang. Keahlian ini hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang sudah ditahbiskan menjadi pendeta-pendeta Tao saja. Salah sau alasannya adalah untuk menghindari penyalahgunaan keahlian wushu di kalangan rakyat banyak.

Keadaan berubah. Seiring dengan perubahan dan keterbukaan Pemerintah China, keterbukaan menyapu Gunung Wudang. Merekapun melakukan reformasi dengan mendirikan Asosiasi Taois Wudang yang merupakan warisan seni serta bermanfaat untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga ini mulai terbuka dan dapat dipelajari orang kebanyakan.

Mulailah dibuka sekolah-sekolah wushu di Gunung Wudang. Sekolah pertama yang menerima murid di luar kalangan pendeta Tao adalah Institut Kungfu Taois Wudang. Saat ini, tidak sedikit orang dari luar negeri yang belajar di beberapa sekolah wushu di Wudang.

Zhong Yun Long menjelaskan, ada tiga filosofi dari wushu Wudang. Pertama adalah renti kexue, yaitu menyangkut pengetahuan mengenai struktur tubuh manusia. Kedua, shengmin kexue, meliputi pengetahuan mengenai kesehatan manusia, seperti bagaimana dapat menghalau penyakit dan emperoleh umur yang panjang. Ketiga adalah chusie kexue, yakni pengetahuan yang menyangkut seni dan teknik beladiri.

Selaras dengan alam
menurut Zhong, dengan mempraktikkan wushu Wudang, misalnya taiji qua (taichi), seseorang dapat menjadikan dirinya selaras dengan alam. Selain meningkatkan kesehaan tubuh, pikiran seseorang juga dapat damai dan tenang. Perilaku berfikir merupakan faktor yang penting dalam membuat kehidupan menjadi selaras dan harmonis.

Zhong Yunlong berpendapat, kondisi asyarakat saat ini sedang berkembang dengan pesat. Itulah salah satu sumber imbulnya rasa resah, tidak bahagia, dan depresi pada diri seorang. Kemajuan masyarakat juga menyebabkan munculnya keinginan yang tiada habis-habisnya dari dalam diri seseorang. keinginan yang muncul itu sering sekali tidak dapat dipenuhi sehingga muncul perasaan depresi dan tidak bahagia. Gerakan-gerakan lembut tapi bertenaga taichi dapat mengusir depresi dan kegundahan hati.

Guru yang rendah hati itu pun tidak berkeberatan ketika diminta mendemontrasikan gerakan-gerakan taichi-nya.

"Pokoknya, jika mau belajar wushu harus bersungguh-sungguh dan konsentrasi," ujarnya.

Ketika ditanya berapa umurnya, pendeta Tao ini menggeleng sambil tersenyum, "Sebagai pendeta Tao, pantang ditanya umur dan tanggal lahir," katanya. Ada yang mengatakan dia sebenarnya lahir tahun 1966. Namun, sulit hal itu dikonfirmasi.

Saat matahari terus meninggi, setelah berbincang-bincang, para wartawan itu pun berpamitan. Mereka bersama-sama meninggalkan Yuxu Gong. Wang mengunci gerbangnya kembali. Kembali Zhong Yunlong memberikan salam pendekarnya. "Kami pergi dulu ya," kata Wang. Punggung kedua orang itu kemudian tertelan keramaian di pasar Wudang.

Sidik Rizal - dobeldobel.com

FIBRI IMAN SANTOSA said...

bagus bisa dijadikan referensi..cuman tambah lagi mas sumber2 nya darimana aja nich..

surga makanan dari tebet timur dalam said...

thank. Artikel menarik. Baru tahu Fei Hung seorang muslim.

Izin co-pas untuk blog di wordpress

dewi setyaningsih said...

sip sip ..
ru tau nie .
izin copas y .. ^_^

Parahyangan said...

[Hoax] Wong Fei Hung Seorang Muslim Adalah Hoax
05 May

Belakangan ini muncul berita yang menyebutkan Wong Fei Hung sebagai ulama yang kemudian tersebar ke berbagai blog. Informasi yang tidak bisa di pertanggungjawabkan ini seperti melakukan proses pembodohan masyarakat.

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya.

DevillienD said...

Infonya kurang akurat, ga akurat sana sekali. Ga ada angin, ga ada hujan, tiba2 cerita diatas langsung bilang "ulama", yg punya blog mohon cek dan ricek. Jangan goblog.
Kumpulkan fakta2, info2, silsilah keluarganya, bagaimana kehidupan islam bisa masuk ke kehidupannya, saksi2 hidup disekitar pelaku nya.

Unknown said...

Penyakit yg ganas itu bos blm ada jgn cari uang saja kenapa gak disiarkan di tv

Formulir Kemitraan
LOC of USA

FORMULIR KEMITRAAN

Klik di sini untuk pengisian formulir kemitraan usaha waralaba
 
Support : Webrizal | Tutorial | My Opini
Copyright © 2009-2021. Pergerakan Islam - All Rights Reserved
Template Recreated by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger